ILMU PENGETAHUAN ALAM
Pencemaran Air
(Pengertian, Sumber, Parameter, Dampak dan
Penanggulangan)
a.
Pengertian
Pencemaran air adalah kontaminasi tempat
penampungan air (misalnya danau, sungai, lautan, akuifer dan air tanah). Polusi
air terjadi ketika polutan dibuang langsung atau tidak langsung ke perairan
tanpa penanganan cukup untuk menghilangkan senyawa berbahaya.
Pencemaran air mempengaruhi tanaman dan organisme
yang hidup di sekitar air. Dalam hampir semua kasus efeknya merusak tidak hanya
untuk spesies individu dan populasi, tetapi juga untuk masyarakat biologis
alami.
Pencemaran air merupakan masalah global utama yang
membutuhkan evaluasi dan revisi kebijakan sumber daya air pada semua tingkat
(internasional sampai ke akuifer individu dan sumur). Masalah ini telah menjadi
penyebab utam kematian dan penyakit di dunia, menyumbang kematian lebih dari
14.000 orang setiap hari. Diperkirakan 700 juta orang India tidak memiliki
akses ke toilet yang tepat, dan 1.000 anak-anak India meninggal karena penyakit
diare setiap hari. Sekitar 90% dari kota-kota Cina menderita dari beberapa
tingkat pencemaran air, dan hampir 500 juta orang tidak memiliki akses terhadap
air minum yang aman. Selain masalah-masalah akut pencemaran air di negara
berkembang, negara maju juga terus berjuang mengatasi masalah polusi. Dalam
laporan nasional yang paling baru pada kualitas air di Amerika Serikat, 45
persen aliran air, 47 persen dari danau, dan 32 persen dari teluk dan muara
diklasifikasikan tercemar. Air biasanya disebut sebagai tercemar ketika
terganggu oleh kontaminan antropogenik dan tidak memungkinkan untuk
penggunaan oleh manusia misalnya untuk air minum, dan / atau mengalami
pergeseran ditandai dalam kemampuannya untuk mendukung komunitas-komunitas
pendukung biotik, seperti ikan. Fenomena alam seperti gunung berapi, algae
blooms, badai, dan gempa bumi juga menyebabkan perubahan besar dalam
kualitas air dan status ekologi air.
Sumber (kontaminan)
Kontaminan tertentu menyebabkan pencemaran dalam
air, mencakup spektrum yang luas dari bahan kimia, patogen, dan perubahan fisik
atau sensorik seperti suhu tinggi dan perubahan warna. Sementara beberapa bahan
kimia mungkin timbul secara alami (missalnya kalsium, natrium, besi, mangan,
dll) konsentrasi suatu zat biasanya dijadikan tolok ukur dalam menentukan apakah
suatu zat merupakan komponen alami dari air, ataukah merupakan kontaminan.
Konsentrasi suatu zat yang melebihi rata-rata cukup untuk mengklasifikasi bahwa
air tersebut sudah tercemar.
Kandungan zat-zat yang mengurangi kadar oksigen
mungkin berasal dari bahan-bahan alami, seperti materi tanaman (misalnya daun
dan rumput) atau bahan kimia buatan manusia. Bahan alami dan antropogenik
lainnya dapat menyebabkan kekeruhan yang menghambat cahaya dan mengganggu
pertumbuhan tanaman, serta mengganggu sistem kerja insang dari beberapa spesies
ikan. Banyak zat kimia adalah beracun. Mikroorganisme patogen dapat
menghasilkan penyakit yang menular melalui air dan dapat menjangkiti manusia
ataupun hewan. Perubahan kimia fisik air meliputi keasaman (perubahan pH), konduktivitas
listrik, suhu, dan eutrofikasi. Eutrofikasi adalah peningkatan konsentrasi
nutrisi kimia dalam ekosistem. Tergantung pada tingkat keparahannya eutrofikasi
berefek negatif terhadap lingkungan seperti anoksia (berkurangnya oksigen) dan
pengurangan kualitas air. Eutrofikasi mempengaruhi populasi ikan dan hewan
lainnya.
Beberapa kontaminan penyebab pencemaran air adalah:
1. Mikroorganisme patogen
Bakteri coliform merupakan bakteri yang umum
digunakan sebagai bakteri indicator adanya pencemaran air, meskipun Bakteri
coliform bukan merupakan penyebab sebenarnya dari penyakit. Mikroorganisme lain
yang kadang-kadang ditemukan di permukaan air dan menyebabkan masalah kesehatan
manusia meliputi: Burkholderia pseudomallei, Cryptosporidium parvum,
Giardia lamblia, Salmonella, Novovirus dan virus lainnya
serta beberapa jenis Cacing parasit.
2. Kontaminan kimia
Kontaminan kimia bisa termasuk termasuk zat
organik dan anorganik. Polutan air organik meliputi: Deterjen, By Product
desinfektan, limbah pengolahan makanan yang dapat mencakup zat-zat lemak dan
minyak, Insektisida dan herbisida, sejumlah besar organohalides dan senyawa
kimia lainnya, Minyak hidrokarbon, termasuk bahan bakar (bensin, solar, bahan
bakar jet, dan minyak bakar) dan pelumas (oli motor), dan produk sampingan
pembakaran bahan bakar, serpihan dari kegiatan penebangan pohon dan semak,
senyawa volatil organik (VOC) seperti pelarut industri dari penyimpanan yang
tidak tepat., bifenil Polychlorinated (PCB), Trichloroethylene, Perklorat,
Berbagai senyawa kimia yang ditemukan dalam produk kebersihan pribadi dan
produk kosmetik.
Polutan air anorganik meliputi: Limbah
industri (terutama sulfur dioksida), Amonia dari limbah pengolahan makanan,
Limbah kimia sebagai produk sampingan industry, Pupuk yang mengandung nutrisi –
nitrat dan fosfat, Logam berat dari kendaraan bermotor, sedimen dari buangan
lokasi konstruksi, penebangan, dan situs pembukaan lahan.
Item makroskopik kasat mata yang disebut
“floatables” atau sampah laut saat ditemui di laut lepas, dapat mencakup item
seperti: Sampah (misalnya kertas, plastik, atau makanan sampah) dibuang oleh
orang-orang di tanah, bersama dengan disengaja atau pembuangan sampah, yang
dicuci oleh curah hujan ke saluran badai dan akhirnya dibuang ke air permukaan,
Kapal Karam.
Sementara jika ditinjau dari asal polutan dan
sumber pencemarannya, pencemaran air dapat dibedakan antara lain:
1.
Limbah Pertanian
Limbah pertanian dapat mengandung polutan
insektisida atau pupuk organik. Insektisida dapat mematikan biota sungai. Jika
biota sungai tidak mati kemudian dimakan hewan atau manusia, orang yang
memakannya akan keracunan. Untuk mencegahnya, upayakan agar memilih insektisida
yang berspektrum sempit (khusus membunuh hewan sasaran) serta bersifat
biodegradabel (dapat terurai oleh mikroba) dan melakukan penyemprotan sesuai
dengan aturan. Jangan membuang sisa obet ke sungai. Sedangkan pupuk organik
yang larut dalam air dapat menyuburkan lingkungan air (eutrofikasi). Karena air
kaya nutrisi, ganggang dan tumbuhan air tumbuh subur (blooming). Hal yang
demikian akan mengancam kelestarian bendungan. bemdungan akan cepat dangkal dan
biota air akan mati karenanya.
2.
Limbah Rumah Tangga
Limbah rumah tangga yang cair merupakan sumber
pencemaran air. Dari limbah rumah tangga cair dapat dijumpai berbagai bahan
organik (misal sisa sayur, ikan, nasi, minyak, lemek, air buangan manusia) yang
terbawa air got/parit, kemudian ikut aliran sungai.
Adapula bahan-bahan anorganik seperti plastik,
alumunium, dan botol yang hanyut terbawa arus air. Sampah bertimbun, menyumbat
saluran air, dan mengakibatkan banjir. Bahan pencemar lain dari limbah rumah
tangga adalah pencemar biologis berupa bibit penyakit, bakteri, dan jamur.
Bahan organik yang larut dalam air akan mengalami
penguraian dan pembusukan. Akibatnya kadar oksigen dalam air turun dratis
sehingga biota air akan mati. Jika pencemaran bahan organik meningkat, kita
dapat menemui cacing Tubifex berwarna kemerahan bergerombol. Cacing ini
merupakan petunjuk biologis (bioindikator) parahnya pencemaran oleh bahan
organik dari limbah pemukiman.
Di kota-kota, air got berwarna kehitaman dan
mengeluarkan bau yang menyengat. Di dalam air got yang demikian tidak ada
organisme hidup kecuali bakteri dan jamur. Dibandingkan dengan limbah industri,
limbah rumah tangga di daerah perkotaan di Indonesia mencapai 60% dari seluruh
limbah yang ada.
3.
Limbah Industri
Adanya sebagian industri yang membuang limbahnya ke
air. Macam polutan yang dihasilkan tergantung pada jenis industri. Mungkin
berupa polutan organik (berbau busuk), polutan anorganik (berbuaih, berwarna),
atau mungkin berupa polutan yang mengandung asam belerang (berbau busuk), atau
berupa suhu (air menjadi panas). Pemerintah menetapkan tata aturan untuk
mengendalikan pencemara air oleh limbah industri. Misalnya, limbah industri
harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke sungai agar tidak terjadi
pencemaran.
Di laut, sering terjadi kebocoran tangker minyak
karena bertabrakan dengan kapal lain atau karang. Minyak yang ada di dalam kapal
tumpah menggenangi lautan dalam jarak ratusan kilometer. Ikan, terumbu karang,
burung laut, dan hewan-hewan laut banyak yang mati karenanya. Untuk
mengatasinya, polutan dibatasi dengan pipa mengapung agar tidak tersebar,
kemudian permukaan polutan ditaburi dengan zat yang dapat menguraikan minyak.
4.
Penangkapan Ikan Menggunakan racun
Beberapa penduduk dan nelayan ada yang menggunakan
tuba (racun dari tumbuhan atau potas (racun) untuk menangkap ikan tangkapan,
melainkan juga semua biota air. Racun tersebut tidak hanya hewan-hewan dewasa,
tetapi juga hewan-hewan yang masih kecil. Dengan demikian racun yang disebarkan
akan memusnahkan jenis makluk hidup yang ada didalamnya. Kegiatan penangkapan
ikan dengan cara tersebut mengakibatkan pencemaran di lingkungan perairan dan
menurunkan sumber daya perairan.
Parameter dan Pengujian Pencemaran Air
Pencemaran air dapat dianalisis melalui beberapa
kategori metode: fisik, kimia dan biologi. Sebagian besar melibatkan
pengumpulan sampel, diikuti oleh tes analitis khusus. Beberapa metode dapat
dilakukan langsung di tempat, tanpa pengambilan sampel, seperti suhu. Instansi
pemerintah dan organisasi penelitian telah telah diatur, divalidasi metode
pengujian analitis standarnya untuk memfasilitasi komparabilitas hasil dari
peristiwa pengujian yang berbeda.
Sampling air untuk pengujian fisik atau kimia dapat
dilakukan dengan beberapa metode, tergantung pada keakuratan yang dibutuhkan
dan karakteristik kontaminan. Banyak kejadian kontaminasi yang tajam dibatasi
dalam waktu, paling sering dalam hubungan dengan peristiwa hujan. Untuk alasan
ini pengambilan sampel sering tidak sepenuhnya representatif untuk diukur
tingkat kontaminannya. Para ilmuwan dalam mengumpulkan jenis data biasanya
menggunakan perangkat auto-sampler yang memompa air baik pada waktu tertentu
atau debit tertentu.
Sampling untuk pengujian biologis melibatkan
pengumpulan tumbuhan dan / atau hewan dari sekitar air permukaan yang diuji.
Tergantung pada jenis penilaian, organisme dapat diidentifikasi untuk
biosurveys atau mereka dapat dibedah untuk uji biologis dalam penentuan
toksisitas.
Adapun macam pengujian yang mungkin dilakukan dalam
penentuan pencemaran air antara lain:
1. Pengujian kimia
Sampel air dapat diperiksa menggunakan
prinsip-prinsip kimia analitik. Banyak metode pengujian yang diterbitkan
tersedia untuk senyawa organik dan anorganik. Parameternya berupa:
A. DO (Dissolved Oxygen)
Yang dimaksud dengan DO adalah oksigen terlarut
yang terkandung di dalam air, berasal dari udara dan hasil proses fotosintesis
tumbuhan air. Oksigen diperlukan oleh semua mahluk yang hidup di air seperti
ikan, udang, kerang dan hewan lainnya termasuk mikroorganisme seperti bakteri.
Agar ikan dapat hidup, air harus mengandung oksigen paling sedikit 5 mg/ liter
atau 5 ppm (part per million). Apabila kadar oksigen kurang dari 5 ppm, ikan
akan mati, tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya lebih rendah dari
5 ppm akan berkembang.
B. BOD (Biochemical Oxygent Demand)
BOD adalah suatu analisa empiris yang mencoba
mendekati secara global proses mikrobiologis yang benar -benar terjadi
dalam air. Pemeriksaan BOD diperlukan untuk menentukan beban pencemaran akibat
air buangan dan untuk mendesain sistem pengolahan secara biologis. Dengan tes
BOD kita akan mengetahui kebutuhan oksigen biokima yang menunjukkan
jumlah oksigen yang digunakan dalam reaksi oksidasi oleh bakteri. Sehingga
makin banyak bahan organik dalam air, makin besar B.O.D nya sedangkan D.O akan
makin rendah. Air yang bersih adalah yang B.O.D nya kurang dari 1 mg/l atau
1ppm, jika B.O.D nya di atas 4 ppm, air dikatakan tercemar.
C. COD (Chemical Oxygent Demand)
COD adalah jumlah oksigen (mg O2) yang dibutuhkan
untuk mengoksidasi zat-zat organis yang ada dalam 1 liter sampel air, dimana
pengoksidasi K2,Cr2,O7 digunakan sebagai sumber oksigen. Pengujian COD pada air
limbah memiliki beberapa keunggulan dibandingkan pengujian BOD yaitu : Sanggup
menguji air limbah industri yang beracun yang tidak dapat diuji dengan BOD
karena bakteri akan mati dan waktu pengujian yang lebih singkat, kurang lebih
hanya 3 jam
D. TSS (Total suspended Solid)
TSS adalah jumlah berat dalam mg/liter kering
lumpur yang ada dalam limbah setelah mengalami penyaringan dengan membran
berukuran 0,45 mikron. Air alam mengandung zat padat terlarut yang berasal dari
mineral dan garam-garam yang terlarut ketika air mengalir di bawah atau di permukaan
tanah. Apabila air dicemari oleh limbah yang berasal dari industri,
pertambangan dan pertanian, kandungan zat padat tersebut akan meningkat. Jumlah
zat padat terlarut ini dapat digunakan sebagai indikator terjadinya pencemaran
air. Selain jumlah, jenis zat pencemar juga menentukan tingkat pencemaran dan
juga berguna untuk penentuan efisiensi unit pengolahan air .
E. pH
pH adalah drajat keasaman suatu zat. pH normal
adalah 6-8. Tujuan metode pengujian ini untuk memperoleh drajat keasaman (pH)
dalam air dan air limbah dengan menggunakan alat pH meter
F. Total organik karbon (TOC) , Total Carbon (TC),
Inorganic Carbon (IC)
TOC adalah jumlah karbon yang terikat dalam suatu
senyawa organik dan sering digunakan sebagai indikator tidak spesifik dari
kualitas air atau kebersihan peralatan pabrik. Total Carbon (TC) – semua karbon
dalam sample, Total Inorganic Carbon (TIC) – sering disebut sebagai karbon
anorganik (IC), karbonat, bikarbonat, dan terlarut karbon dioksida (CO 2);
suatu material yang berasal dari sumber non-hidup. Dalam menganalisa TOC, TC,
dan IC kita bisa menggunakan TOC analyzer.
G. Parameter Logam
Spektroskopi penyerapan atom adalah teknik untuk
menentukan konsentrasi elemen logam tertentu dalam sampel. Teknik ini dapat
digunakan untuk menganalisa konsentrasi lebih dari 70 jenis logam yang berbeda
dalam suatu larutan. beberapa logam yang berbahaya diantaranya : Hg
(merkuri) , Ar (arsen), Cd (kadmium), Pb (timbal)
2. Parameter Fisika
Perubahan yang ditimbulkan parameter fisika dalam
air limbah yaitu: padatan, kekeruhan, bau, temperatur, daya hantar listrik dan
warna. Padatan terdiri dari bahan padat organik maupun anorganik yang larut,
mengendap maupun suspensi. Akibat lain dari padatan ini menimbulkan tumbuhnya
tanaman air tertentu dan dapat menjadi racun bagi makhluk lain.Pengukuran daya
hantar listrik ini untuk melihat keseimbangan kimiawi dalam air dan pengaruhnya
terhadap kehidupan biota.Warna timbul akibat suatu bahan terlarut atau
tersuspensi dalam air, di samping adanya bahan pewarna tertentu yang
kemungkinan mengandung logam berat. Bau disebabkan karena adanya campuran dari
nitrogen, fospor, protein, sulfur, amoniak, hidrogen sulfida, carbon disulfida
dan zat organik lain.Temperatur air limbah akan mempengaruhi kecepatan reaksi
kimia serta tata kehidupan dalam air. Perubahan suhu memperlihatkan aktivitas
kimiawi biologis pada benda padat dan gas dalam air.
3. Parameter Biologi;
Parameter biologi meliputi ada atau tidaknya
pencemaran secara biologi berupa mikroorganisme, misalnya, bakteri coli, virus,
bentos, dan plankton. jenis- jenis mikroorganisme di air yang tercemar seperti
: Escherichia coli, Entamoeba coli, dan Salmonella thyposa
Dampak Pencemaran Air
Pada akhir abad XX ini, limbah kegiatan industri
dikatakan telah mengancam seluruh.negeri. Hal ini disebabkan karena melalui
mekanisme alam seperti tiupan angin, aliran air sungai, daya rambat di tanah
melalui difusi limbah tersebut dapat menyebar ke mana-mana.
Buangan di perairan menyebabkan masalah kehidupan
biota dalam bentuk keracunan bahkan kematian. Gangguan terhadap biota perairan
telah menimbulkan dampak penurunan kualitas dan kuantitas biota perairan (ikan
dan udang). Kelebihan pupuk yang dialirkan ke rawa atau ke danau dapat
menimbulkan suburnya enceng gondok. Selain itu, erosi lumpur yang terbawa ke
laut kemudian diendapkan mengakibatkan tertutupnya permukaan karang yang pada
akhirnya menyebabkan kematian karang.
Akibat pencemaran itu kehidupan dalam air
dapat terganggu dengan mematikan binatang-binatang dan tumbuh-tumbuhan
dalam air karena oksigen yang terlarut dalam air akan habis dipakai untuk
dekomposisi aerobik dari zat-zat organik yang banyak terkandung dalam air
buangan.
Pencemaran yang tidak disebabkan oleh sifat racun
dari bahan-bahan pencemar adalah :
- Kandungan
lumpur yang meningkat di dalam air mengurangi jumlah cahaya yang masuk
yang diperlukan untuk berfotosintesis. Unsur hara yang masuk berlebihan ke
ekosistem perairan dapat menyebabkan pertumbuhan yang sangat cepat dari
algae atau tanaman air, sehingga menyebabkan berkurangnya bentuk kehidupan
lainnya seperti ikan dan kerang-kerangan.
- Buangan
air panas meskipun tidak langsung membunuh biota air, dapat merubah
kondisi dari lingkungan hidupnya. Akibatnya, satu jenis akan tumbuh dan
berkembang lebih cepat sedang yang lain justru dapat terhambat. Kelakuan
ikan yang selalu berpindah (migration) dapat berubah disebabkan adanya
perubahan suhu yang relatif cepat pada jarak yang pendek.
- Lumpur
erosi sebagai akibat pengelolaan tanah yang kurang baik dapat
diendapkan di pantai-pantai dan mematikan kehidupan karang atau merusak
tempat berpijak biota perairan.
- Senyawa
organik di dalam proses penguraiannya dapat mengambil zat asam dari air
terlalu banyak, sehingga membahayakan kehidupan di tempat itu.
- Air
sungai yang mengalir berlebihan ke perairan pantai dapat membentuk lapisan
yang menghalangi pertukaran massa air dengan lapisan air yang lebih subur
dari bawah.
Pencemaran limbah ke lingkungan perlu diperhatikan
dan diantisipasi dengan baik, lebih-lebih terhadap air sungai, karena air
sungai dipakai penduduk untuk berbagai keperluan. Pencemaran sungai oleh air
buangan ditinjau dari sudut mikrobiologi antara lain : pencemaran bakteri
patogen dan non patogen serta bahan organik. Banyaknya bahan organik akan
merangsang pertumbuhan mikroorganisme menjadi pesat. Hal ini mengakibatkan
pemakaian oksigen akan cepat dan meningkat, akibatnya kadar oksigen terlarut
dalam air akan menipis dan menjadi sedikit sekali, yang akhirya mengakibatkan
mikroorganisme dan organisme air lainnya yang memerlukan oksigen mati. Ekologi
air akan berubah drastis. Keadaan menjadi anaerobik, sehingga air sungai busuk,
dan tidak sehat bagi pertumbuhan mikroorganisme flora dan fauna air itu.
Lingkungan hidup yang demikian ini sudah rusak dan tidak layak lagi bagi
kebutuhan hidup kita.
Penanggulangan Pencemaran Air
Penanggulangan dan usaha pemecahan masing-masing
masalah tentu harus berbeda. Sebagai contoh misalnya:
- Usaha
reboisasi atau penghijauan serta pengelolaan daerah air sungai (DAS) untuk
mengurangi intensitas dan volume erosi.
- Pembatasan
penangkapan dengan berbagai cara (musim penangkapan, mata jaring, jenis
alat-alat penangkapan tertentu dan lain-lain).
- Pengaturan
dan pembatasan bahan-bahan pembuangan industri dengan segala sanksinya
bagi masalah pencemaran laut dan wilayah pesisir pantai.
- Memonitor
segala perubahan komposisi biotik dan abiotik dan ekosistem laut yang
menunjukkan telah terjadinya pencemaran, kerusakan, dan gangguan.
Selain cara penanggulangan yang telah disebutkan di
atas, kita juga dapat melakukan penanggulangan lain seperti di bawah ini:
- Menjaga
kelangsungan ketersediaan air dengan tidak merusak atau mengeksploitasi
sumber mata air agar tidak tercemar.
- Tidak
membuang sampah ke sungai. Hal ini dapat dikarenakan tidak adanya
fasilitas pembuangan sampah yang layak dan mencukupi terutama di kota-kota
besar. Sering kita melihat penumpukan sampah di daerah-daerah yang bukan
merupakan tempat pembuangan sampah.
- Menciptakan
tempat pembuangan sampah yang cukup dan memadai. Hal ini mutlak dilakukan
agar sistem pembuangan sampah dapat berjalan dengan baik dan lancar.
Sampah menjadi kontribusi tertinggi dalam pencemaran air. Jika masalah
sampah dapat segera teratasi maka pencemaran air pun juga akan teratasi
dengan cepat.
- Mengurangi
intensitas limbah rumah tangga.
- Melakukan
penyaringan limbah pabrik sehingga yang nantinya bersatu dengan air sungai
bukanlah limbah jahat perusak ekosistem. Hal ini telah diregulasi oleh
pemerintah. Ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam mengatasi pencemaran
ini. namun komitmen seluruh perusahaan penyumbang limbah ini juga sangat
dibutuhkan agar semua pihak dapat turut menjaga kelestarian lingkungan
yang ada.
- Pembuatan
sanitasi yang benar dan bersih agar sumber-sumber air bersih lainnya tidak
tercemar.
Sedangkan untuk menyikapi pencemaran air, dapat
dilakukan beberapa cara sebagai berikut:
1. Program pengendalian pencemaran dan pengrusakan
lingkungan
2. Mengurangi beban pencemaran badan air oleh
indutri dan domestik.
3. Mengurangi beban emisi dari kendaraan bermotor
dan industri.
Program rehabilitasi dan konservasi SDA dan
lingkungan hidup
- Mengoptimalkan
pelaksanaan rehabilitasi lahan kritis.
- Menanggulangi
kerusakan lahan bekas pertambangan, TPA, dan bencana.
- Meningkatkan
konservasi air bawah tanah.
- Rehabilitasi
dan konservasi keanekaragaman hayati.
Untuk menekan dampak yang ditimbulkan oleh
pencemaran air ini kita dapat melakukan usaha pencegahan pencemaran air. usaha
pencegahan pencemaran air ini bukan merupakan proses yang sederhana, tetapi
melibatkan berbagai faktor sebagai berikut:
- Air
limbah yang akan dibuang ke perairan harus diolah lebih dahulu sehingga
memenuhi standar air limbah yang telah ditetapkan pemerintah.
- Menggunakan
bahan yang dapat mencegah dan menyerap minyak yang tumpah di perairan.
- Tidak
membuang air limbah rumah tangga langsung ke dalam perairan. Hal ini untuk
mencegah pencemaran air oleh bakteri.
- Limbah
radioaktif harus diproses dahulu agar tidak mengandung bahaya radiasi dan
barulah dibuang di perairan.
- Mengeluarkan
atau menguraikan deterjen atau bahan kimia lain dengan menggunakan
aktifitas mikroba tertentu sebelum dibuang ke dalam perairan umum.
- Semua
ketentuan di atas bila tidak dapat dipenuhi dapat dikenakan sanksi.
Banyak cara yang dilakukan pemerintah untuk
menangani pencemaran air bersih ini. namun semua itu tidak ada artinya bila
kita sendiri sebagai masyarakat tidak mendukung teciptanya lingkungan yang
bersih dan nyaman. Semua itu tergantung pada kesadaran kita masing-masing untuk
menjaga lingkungan. Kita dapat menanamkan sikap cinta lingkungan sejak dini di
lingkungan keluarga. misalnya saja melakukan kerja bakti membersihkan rumah
sebulan sekali, mencontohkan langsung kepada anak bahwa kita harus membuang
sampah di tempatnya, jangan menggunakan air lebih dari kebutuhan, mengajarkan
kepada anak untuk menanam tanaman di sekitar rumah.
Selain itu kita juga dapat membuat daerah resapan
air di sekitar rumah dengan cara membuat lubang-lubang kecil di sekitar rumah
yang kemudian di isi dengan sampah organik seperti daun-daun kering sehingga
nantinya akan menjadi kompos dan dapat menambah unsur hara di dalam tanah.
Selain itu juga dapat meningkatkan aktivitas organisme yang ada di dalam tanah
seperti cacing untuk membuat ruang resapan air. Dengan begitu air yang
tertampung akan semakin banyak dan diharapkan kualitas air akan bertambah.
Tindakan yang nyata akan lebih berguna daripada hanya ceramah tanpa diimbangi
dengan perbuatan.
Komentar
Posting Komentar